Kepribadian
sehat menurut ROGERS , MASLOW , dan FROMM
Menurut Rogers ,
Rogers adalah pelopor di dalam penyelidikan di bidang counseling dan
psikoterapi, dan memberikan banyak dorongan kea rah penyelidikan mengenai
sifat-sifat dari proses yang terjadi selama perawatan klinis . Semenjak
perumusan teori self itu Rogers memperluas research yang meliputi pula macam –
macam kesimpulan – kesimpulan dan teori kepribadiannya .
Metode – metode
yang dikeluarkan Rogers meliputi :
1. Positive
approval self-reference
2.
Negative or disapproval self reference
3.
Ambivalent self-reference
4.
Ambiguous self-reference
5.
Reference to external object and persons, and questions
Dalam
penyelidikan Rainy itu pikiran pokoknya dalah demikian . Selama terapi
(counseling) maka ada perubahan self-reference
itu . Biasanya disapproval atau ambivalent menuju kearah approval .
Sebelum memulai
counseling pasien disuruh memilih mengatur kartu yang berisi pernyataan itu
dalam 2 cara yaitu :
1.
Self-sort :Aturlah kartu – kartu untuk menggambar dirimu sendiri
sebagaimana kau lihat hari ini dari yang paling tidak mirip dengan
kamu sampai yang paling mirip dengan kamu .
2. Ideal-sort :Sekarang aturlah kartu-kartu itu untuk menggambarkan
orang yang kamu cita- citakan , orang yang ingin kamu tiru ,
kamu ingin seperti dia .
Pokok-pokok
teori kepribadian sehat menurut Rogers :
Konsepsi
– konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah
1. Organism , yaitu keseluruhan
individu ( the total individual )
(a)
. Organisme bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan
maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya .
(b)
. Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu : mengaktualisasikan dan
mengembangkan diri .
2.
Medan phenomenal , yaitu keseluruhan
pengalaman ( the totality of experience ) , yang
memiliki sifat disadari atau tak disadari
tergantung apakah pengalaman yang mendasari
medan phenomenal itu dilambangkan atau
tidak .
3.
Self , yaitu bagian dari medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri
dari pola – pola
Penagamatan dan penilaian sadar daripada
“I” atau “me” . Self mempunyai macam – macam s
Sifat yaitu :
(a) . Self berkembang dari interaksi
organism dengan lingkungannya .
(b) . Self mungkin menginteraksikan
nilai-nilai orang lain dan mengamatatinya dalam cara bentuk yang tidak wajar .
(c) . Self mengejar ( menginginkan )
consistency ( keutuhan / kesatuan, keselarasan )
(d) . Organism bertingkah laku dalam
cara yang selaras (consistent) dengan self .
(e) . Pengalaman – pengalaman yang
tak selaras dengan struktur self diamati sebagai
ancaman .
(f) . Self mungkin berubah sebagai
hasil dari pematangan (maturation) dan belajar .
Menurut Rogers “ jalan yang paling baik
untuk memahami tingkah laku ialah dengan melalui internal frame of reference orangnya sendiri “ . Rogers berpendapat
bahwa self-report tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai kepribadian
karena :
1. Orang mungkin sadar akan kesalahan
tingkah laku akan tetapi tak dapat menyatakannya dalam kata – kata .
2. Orang mungkin tidak menyadarinya .
3. Orang mungkin menyadari pengalamannya
dan dapat menyatakannya , tetapi dia tidak mau
berbuat demikian . Apabila dipaksakan member jawaban dia mungkin memperdayakan .
Menurut
Maslow kepribadian sehat adalah berdasarkan tingkat kebutuhannya yaitu
:
1.
Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus,
tempat berteduh, seks, tidur, oksigen,
dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis
adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya
secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks,
tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga
diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang
yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain
kecuali makanan. Bagi masyarakat sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini umumnya
telah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini terpuaskan, dengan segera kebutuhan-kebutuhan
lain (yang lebih tinggi tingkatnya) akan muncul dan mendominasi perilaku
manusia.
2.
Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan
terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan
ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan,
kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur,
ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati
pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau
lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan
kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia
akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari
hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.
3.
Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih
sayang, diterima-baik, dan persahabatan. Pada
tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan
tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi
yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan
terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan
berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan
ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan
makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu,
dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian
itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak
menentu.
4. Kebutuhan akan penghargaan:
mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan
prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Yang
pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri,
kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan
(kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain,
prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan,
apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih
percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif.
Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak
berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau
kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa
ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini
tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena
kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
5.
Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri
sepenuh
kemampuannya
sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut Maslow, setiap orang
harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh,
berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi
diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi
diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan
cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan
aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow.
Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak
prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul
gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis
dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal
tanpa melupakan sisi kerohanian.
Kepribadian sehat menurut Eric Fromm adalah
teori yang
menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada
penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu
membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan
nilai yang ada pada masyarakat . Karena pada dasarnya manusia terpisah dari
alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar
bagaimana mencitai atau bagaimana meemukan keamanan dengan menyelaraskan
keinginannya dengan masyarakat yang otoriter , karna manusia adalah mahluk yang
memiliki kesadran pikiran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai ,
perhatian tanggung jawab integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga
apbila dalam kaitanya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan
tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental
menurut Eric fromm .
Kebutuhan
dasar manusia menurut eric fromm :
1. Kebutuhan akan keberhubungan
kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain .
2.
Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif
Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang
lain supaya dapat beradaptasi di dunia .
3. Kebutuhan
akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan keunikan guna
menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
4.
Kebutuhan
akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia. Hal
kebutuhan tersebut adalah sifat alamiah dari manusia menurut fromm dan ini
berubah saat evolusi namun manivestasi dari kebutuhan ini adalah akan
memunculkan potensi-potensi batiniah di tentukan oleh aturan-aturan sosial di
mana ia hidup dan kepribadian seseorang berkembang menurut
kesempatan-kesempatan yang di berikan kepadanya oleh masyarakat tertentu .
Sehingga kepribadian sehat menurut
Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi
antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang
menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat
juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai .
DAFTAR
PUSTAKA :
Psikologi kepribadian
Penulis: Agus Sujanto; Penerbit: Bumi Aksara
Psikologi Kepribadian, Penulis: Sumadi Suryabrata, Penerbit: Rajawali
Pers
HASNI YULIANTI
13509664
Tidak ada komentar:
Posting Komentar