Minggu, 14 April 2013

Kepribadian sehat menurut ROGERS , MASLOW , dan FROMM



Kepribadian sehat menurut ROGERS , MASLOW , dan FROMM

Menurut Rogers , Rogers adalah pelopor di dalam penyelidikan di bidang counseling dan psikoterapi, dan memberikan banyak dorongan kea rah penyelidikan mengenai sifat-sifat dari proses yang terjadi selama perawatan klinis . Semenjak perumusan teori self itu Rogers memperluas research yang meliputi pula macam – macam kesimpulan – kesimpulan dan teori kepribadiannya .
Metode – metode yang dikeluarkan Rogers meliputi :
1. Positive approval self-reference
2. Negative or disapproval self reference
3. Ambivalent self-reference
4. Ambiguous self-reference
5. Reference to external object and persons, and questions

Dalam penyelidikan Rainy itu pikiran pokoknya dalah demikian . Selama terapi (counseling) maka ada perubahan self-reference itu . Biasanya disapproval atau ambivalent menuju kearah approval .
Sebelum memulai counseling pasien disuruh memilih mengatur kartu yang berisi pernyataan itu dalam 2 cara yaitu :
1. Self-sort :Aturlah kartu – kartu untuk menggambar dirimu sendiri sebagaimana kau lihat hari                         ini dari yang paling tidak mirip dengan kamu sampai yang paling mirip dengan                      kamu .

2. Ideal-sort :Sekarang aturlah kartu-kartu itu untuk menggambarkan orang yang kamu cita-                               citakan , orang yang ingin kamu tiru , kamu ingin seperti dia .








Pokok-pokok teori kepribadian sehat menurut Rogers :
                     
          Konsepsi – konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah

1. Organism , yaitu keseluruhan individu ( the total individual )

          (a) . Organisme bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya .

          (b) . Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu : mengaktualisasikan dan mengembangkan diri .

2. Medan phenomenal , yaitu keseluruhan pengalaman ( the totality of experience ) , yang
    memiliki sifat disadari atau tak disadari tergantung apakah pengalaman yang mendasari
    medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak .

3. Self , yaitu bagian dari medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola – pola
    Penagamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me” . Self mempunyai macam – macam s
    Sifat yaitu :
           
            (a) . Self berkembang dari interaksi organism dengan lingkungannya .
            (b) . Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatatinya dalam                             cara bentuk yang tidak wajar .
            (c) . Self mengejar ( menginginkan ) consistency ( keutuhan / kesatuan, keselarasan )
            (d) . Organism bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self .
            (e) . Pengalaman – pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai
                   ancaman .
            (f) . Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar .

Menurut Rogers “ jalan yang paling baik untuk memahami tingkah laku ialah dengan melalui internal frame of reference orangnya sendiri “ . Rogers berpendapat bahwa self-report tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai kepribadian karena :

1. Orang mungkin sadar akan kesalahan tingkah laku akan tetapi tak dapat menyatakannya dalam kata – kata .
2. Orang mungkin tidak menyadarinya .
3. Orang mungkin menyadari pengalamannya dan dapat menyatakannya , tetapi dia tidak    mau berbuat demikian . Apabila dipaksakan member jawaban dia mungkin          memperdayakan .
Menurut Maslow kepribadian sehat  adalah berdasarkan tingkat kebutuhannya yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh,   seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Bagi masyarakat sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini umumnya telah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini terpuaskan, dengan segera kebutuhan-kebutuhan lain (yang lebih tinggi tingkatnya) akan muncul dan mendominasi perilaku manusia.

2. Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.

3. Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.

4. Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.




            Kepribadian sehat menurut Eric Fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat . Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencitai atau bagaimana meemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang otoriter , karna manusia adalah mahluk yang memiliki kesadran pikiran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai , perhatian tanggung jawab integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apbila dalam kaitanya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Eric fromm .
            Kebutuhan dasar manusia menurut eric fromm :
1. Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain .
2.  Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di dunia .
3. Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
4. Kebutuhan akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia. Hal kebutuhan tersebut adalah sifat alamiah dari manusia menurut fromm dan ini berubah saat evolusi namun manivestasi dari kebutuhan ini adalah akan memunculkan potensi-potensi batiniah di tentukan oleh aturan-aturan sosial di mana ia hidup dan kepribadian seseorang berkembang menurut kesempatan-kesempatan yang di berikan kepadanya oleh masyarakat tertentu .


            Sehingga kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai .

DAFTAR PUSTAKA :
Psikologi kepribadian Penulis: Agus Sujanto; Penerbit: Bumi Aksara
Psikologi Kepribadian, Penulis: Sumadi Suryabrata, Penerbit: Rajawali Pers

 HASNI YULIANTI
13509664

Tidak ada komentar:

Posting Komentar